Renungkan Kembali Kondisi Masyarakat Jahiliah - Oleh: Drs. H. Ameer Hamzah, M.Si

Ustaz Ameer Hamzah dalam ceramah subuh di Masjid Raya Baiturrahman,  Kamis, (26/9/2024) mengajak umat Islam untuk merenungkan kembali kondisi masyarakat jahiliah dan membandingkannya dengan situasi saat ini. Ameer menyampaikan beberapa poin penting, antara lain:

Pertama, kelahiran Nabi Muhammad SAW di era jahiliah. Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada masa jahiliyah yang penuh dengan kebodohan dan penyimpangan akidah.

Kedua, pengertian jahiliah. Jahiliah berarti kebodohan. Pada masa jahiliah, masyarakat Arab pra-Islam tenggelam dalam berbagai bentuk kemungkaran, seperti pembunuhan anak perempuan, perjudian, perzinaan, serta minuman keras.

Ketiga, pembunuhan anak. Praktik pembunuhan anak perempuan yang marak pada masa jahiliah merupakan bentuk diskriminasi gender yang sangat keji. Ironisnya, praktik serupa dalam bentuk yang berbeda masih terjadi hingga saat ini, seperti aborsi dan penelantaran anak.

Keempat, perjudian. Perjudian yang merajalela pada masa jahiliah telah berevolusi menjadi bentuk yang lebih modern, seperti judi online.

Kelima, perzinaan dan minuman keras. Perzinaan dan minuman keras merupakan dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Meskipun Islam telah melarang keras kedua perbuatan ini, namun godaannya masih terus ada hingga kini.

Keenam, kondisi Aceh. Aceh telah memiliki qanun yang mengatur tentang perjudian, minuman keras, dan zina. Namun, pelanggaran terhadap qanun tersebut masih sering terjadi.

Ketujuh, fenomena rumah bordil. Maraknya rumah bordil di beberapa daerah di Indonesia, termasuk praktik prostitusi anak. Ameer menekankan pentingnya peran ulama dalam memberantas praktik keji tersebut.

Semoga kita dapat mengambil pelajaran berharga bahwa Islam datang untuk membawa manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya. 

“Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam dan menghindari segala bentuk perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam,” pungkas Ustaz Ameer.

Reporter: Darmawan Abidin

Editor: Sayed M. Husen