Fauzi Saleh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN AR-Raniry Banda Aceh |
Manusia merupakan zoon polition (makhluk sosial) yang membutuhkan antara satu dengan lainnya. Ketersalingan itu yang mendorong manusia untuk membangun persaudaraan (ukhuwwah), yang melampaui hubungan nasab. Dalam Islam, ukhuwwah dibangun dan dipelhara sedemikian rupa. Hal itu terdeskripsikan dalam banyak ayat dan hadis yang melarang menyakiti orang lain, ghibah, namimah dan lainnya dapat merusak sendi-sendi persaudaraan. Islam mendorong yang menjaga dan melestarikan ukhuwwaah yang dimaksud melalu pintu sedekah, hadiah, pemaafan dan lain sebagainya.
Ketika Baginda Rasulullah hijrah ke Kota Madinah, salah fondasi yang dibangun adalah mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar dan itu digambarkan dalam Quran surah Ali Imran. Rasulullah saw memahami bahwa persaudaraan modal yang utama dalam membina, membangun dan mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan. Banyak sekali ayat dan hadis mendorong kita untuk saling bersaudara antara satu dengan yang lain.
{ وَٱعۡتَصِمُوا۟ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِیعࣰا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ۚ وَٱذۡكُرُوا۟ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَیۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَاۤءࣰ فَأَلَّفَ بَیۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَ ٰنࣰا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةࣲ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَ ٰلِكَ یُبَیِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَایَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ }
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. (Qs. Ali ‘Imran: 103
Agama telah memandu pemeluknya untuk membangun persaudaraan sebagai bentuk keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Sebaliknya, Allah mengingatkan bahwa permusuhan akan menghantarkan manusia ke jurang kebinasaan dunia dan akhirat. Alquran menggambar perjalanan masa lalu ketika berada dalam permusuhan, seperti Aus dan Khazraj agar manusia mampu menjauhinya dan mengajak agar mensyukuri nikmat bersaudaraan dengan segala hikmat yang dianuerahi-Nya.
Beberapa hikmah persaudaraan;
Pertama, persaudaraan menjadi wasilah untuk saling membantu, dan tolong menolong sebagai fitrah manusia. Tidak ada seorangpun yang hidup tanpa membutuhkan orang lain. Dalam dunia ini, setiap inidividu memiliki kekurangan dan kelebihan agar interaksi kehidupan dapat berjalan. Di sinilah, pondasi persaudaraan penting adanya. Apa yang kita miliki dapat berbagi, apa yang orang miliki dapat menyempurnakan kekurangan sesama. Oleh karena itu, persaudaraan itu sebagai wujud makna saling menyempurnakan untuk mencapai tujuan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dalam hadits Nabi saw.:
" من ستر مسلما ستره الله في الدنيا والآخرة والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه" أخرجه مسلم
Barang siapa yang menutup aib seorang muslim Allah menutup aibnya di dunia dan akhirat dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba itu membantu saudaranya (Hr Muslim)
Kedua, persaudaraan adalah wujud hubungan kasih saying. Manusia memiliki dua shurah (elemen); dhahir dan batin. Tidaklah ada seorang bisa bahagia dengan aspek fisik (lahir) saja tanpa batin. Hal itu sering diungkapkan dalam doa seorang hamba, sebagai firman Allah swt.:
{ وَمِنۡهُم مَّن یَقُولُ رَبَّنَاۤ ءَاتِنَا فِی ٱلدُّنۡیَا حَسَنَةࣰ وَفِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ حَسَنَةࣰ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ }
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka." (Qs. Al-Baqarah: 201)
Untuk mewujudkan kebahagiaan manusia sangat perlu guna membangun pondasi-pondasi spiritual. Salah satunya adalah kasih sayang. Dalam sebuah hadis nabi saw.:
وعن أبي هريرة ( قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّه ﷺ: لا تَحاسدُوا، وَلا تناجشُوا، وَلا تَباغَضُوا، وَلا تَدابرُوا، وَلا يبِعْ بعْضُكُمْ عَلَى بيْعِ بعْضٍ، وكُونُوا عِبادَ اللَّه إِخْوانًا.... رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. Bersabda: “Janganlah kalian saling berdengki, jangan bertanajus (menawar barang agar naik harga baik karena alasan kebencian kepada pembeli atau sayang kepada penjual), janganlah saling membenci, janganlah membelakangi, jangan membeli atas pembelian orang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.”
Ketiga, persaudaraan adalah wujud dari kebersihan jiwa dan aset kehidupan yang sangat penting artinya. Kekayaan bukanlah hanya sekedar wujud material yang kita miliki; harta dan seterusnya, tetapi juga spiritualitas yang menyertai kita. Karena itu, persaudaraan adalah sebagai ikon kekayaan yang sesungguhnya. Ia dapat mewarnai kehidupan kita dan ikut bersama dalam keseharian, membantu mengisi kekurangan dan mendorong untuk mewujudkan kesuksesan. Oleh karena itu, banguan persaudaraan itu terwujud dengan merasa bahagia dengan kebahagiaan yang dimiliki orang lain, tidak ada rasa iri hati dan dengki dalam qalbunya. Kita berdoa kepada Allah jangan ada sedikitpun rasa iri hati kepada sesama sebagaimana firman Allah dalam Alquran:
{ وَٱلَّذِینَ جَاۤءُو مِنۢ بَعۡدِهِمۡ یَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا وَلِإِخۡوَ ٰنِنَا ٱلَّذِینَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِیمَـٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِی قُلُوبِنَا غِلࣰّا لِّلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَاۤ إِنَّكَ رَءُوفࣱ رَّحِیمٌ }
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang. [Surat Al-Hasyr: 10]
Keempat, persaudaraan adalah miniatur kehidupan surga. Setiap manusia selalu mendambakan kehidupan akhirat yang abadi dan mendapatkan rahmat Allah Swt dalam surganya yang luas. Wujud miniatur itu sudah diperintahkan oleh Allah untuk membangunnya sejak dalam dunia yaitu persaudaraan. Karena itulah, ucapan-ucapan mereka dalam surga ketika bertemu kepada sesamanya: salam, salam dan tidak ada perkataan dosa diantara mereka. Sebagai firman Allah swt.:
{ لَا یَسۡمَعُونَ فِیهَا لَغۡوࣰا وَلَا تَأۡثِیمًا (25) إِلَّا قِیلࣰا سَلَـٰمࣰا سَلَـٰمࣰا (26) }
Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun yang menimbulkan dosa, Tetapi mereka mendengar ucapan salam. [QS. Al-Waqi'ah: 25-26]
Itulah sebabnya, tidaklah dibolehkan orang mengungkapkan ucapan dan kata-kata yang menyakiti orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu bertolak belakang dengan miniatur kehidupan yang diharapkan di masa yang akan datang. Keindahan dan ketentraman yang harus dibangun dalam kehidupan ini adalah mendorongnya persaudaraan dengan berbagai langkah dan cara.
Beberapa ibadah dalam Alquran dan hadis sebenarnya mendorong dan membangun bingkai persaudaraan. Di antaranya adalah saling menyayangi, saling mencintai dan saling memaafkan pintu maaf sebagai wujud pengakuan akan tidak ada manusia yang lepas dari kesalahan. Namun kesalahan itu harus dibukakan pintu pemaafan. Hal itu dimaksudkan agar tidak ada tersisa hal-hal yang dapat mengganggu untaian dan bangunan persaudaraan. Di samping itu kita diperitahkan untuk saling bersilaturrahim. Bahkan silaturrahim itu disebutkan dalam hadits adalah menyambung hubungan yang putus; putus persaudaraan. Nabi bersabda;
ليس الواصل بالمكافئ، ولكن الواصل الذي إذا قطعت رحمه وصلها
bukan silaturrahim itu saling berkunjung tapi silaturrahim itu apabila diputus hubungan kasih sayang, maka ia menyambungnya. (HR Bukhari)
Demikianlah beberapa hal yang substantif dalam membangun persaudaraan. semoga Allah memberikan kita kemampuan untuk mewujudkan dan membina tali persaudaraan sesama sehingga kita dapat menggapai kebahagiaan dalam kehidupan dunia dalam kehidupan akhirat yang abadi