Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar Raniry
Masa Muda Investasi Untuk Menuntut Ilmu:
Semua perkara di dunia ini pasti dilalui oleh sesuatu yang disebut dengan “proses”, orang kaya tidak mungkin bisa kaya kalau tidak dilalui oleh proses usaha dan kerja keras. Sebuah bangunan berlantai 3 tidak mungkin lansung sempurna kalau tidak berproses dari lantai 1 dan 2. Demikian juga sesuatu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, semua butuh proses, dan masa muda adalah waktu terbaik untuk proses memperoleh ilmu.
Ilmu Memberikan Kebahagiaan Pada Manusia:
Tidak ada manusia yang tidak ingin bahagia, dan kebahagian itu tuntunan Allah untuk manusia, dalam Al-Qur`an Allah mengajari kita berdoa untuk Deberikan kebaikan di dunia dan di akhirat: “wahai tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat” (QS. Albaqarah: 201), dengan memperoleh kabaikan tentunya manusia akan mendapatkan kebahagian.
Untuk memperoleh kebahagian maka seseorang membutuhkan ilmu, disebutkan bahwa Imam Asy-Syafi`i pernah berkata: “barang siapa yang ingin senang di dunia, hendakhlah dia berilmu, dan barang siapa yang ingin senang di akhirat hendaklah dia berilmu, dan barang siapa yang ingin keduannya, maka hendaklah dia berilmu”, dari sini dipahami bahwasanya kebahagian itu hanya bisa diperoleh dengan memiliki ilmu.
Semua Manusia Pasti Mati:
Kalau memang manusia ingin hidup bahagia, maka kehidupan itu tidak hanya di dunia saja, tapi ada kehidupan akhirat juga, dan semua yang pernah dimiliki oleh manusia di dunia kelak akan dia tinggalkan, kecuali 3 perkara saja: sedekah jariah, anak yang saleh dan ilmu yang bermanfaat ke orang lain. (HR. Muslim).
Ternyata ilmu yang dimiliki oleh seseorang memberi manfaat kepada dia di dunia dan juga di akhiratnya kelak, selama ilmu itu dirasakan manfaatnya oleh orang lain, tidak hanya kusus ilmu agama, akan tetapi ilmu apa saja yang bisa dirasakan manfaatnya untuk akhirat, begitu dijelaskan oleh Imam Asy-Syaukani dalam kitab Subulussalam jilid 2 halaman 127.
Celaan Bagi Orang Yang Tidak Menuntut Ilmu:
Allah Swt berfirman yang artinya: “ Allah mengankat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu” (Q.S. Almujadalah: 11) dipahami dari ayat ini, bahwasanya orang yang tidak berilmu martabat dan derajatnya lebih rendah dari yang berilmu.
Imam Asy-Syafi`i pernah mengumpamakan seorang pemuda yang tidak beilmu seperti mayat yang patut dilakukan pelaksanaan salat jenazah padanya, seraya berkata:
فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أَرْبَعًا لِوَفَاتِهِ
وَمَنْ فَاتَهُ التَّعْلِيْمُ وَقْتَ شَبَابِهِ
Dan tentunya, seorang pemuda yang berilmu akan terlihat lebih dewasa, meyakinkan dan percaya diri dibandingkan dengan pemuda yang tidak punya ilmu.
Fenomena Kehidupan Sebagian Pemuda:
Sungguh disayangkan apabila sebagian dari pemuda kita belum merasa sadar akan pentingnya menuntut ilmu selama mereka masih muda dan kuat, dan tentu saja nanti pada saat berumur senja baru diselimuti oleh penyesalan.
Fenomena ini disimpulkan dari apa yang kita perhatikan bahwa banyak anak-anak muda menghabiskan waktu mereka pada permainan game dan bahkan judi online, yang hanya untuk mencari kesenangan sesaat dan penghasilan semu dengan menghabisakan waktu berjam-jam lamanya.
Sungguh indahnya jika waktu yang banyak itu digunakan untuk membaca, mencari jawaban dari pertanyaan yang pernah terlintas di benak kita, atau mendengar pelajaran dari vedio-vedio yang ada di internet, tentu saja itu akan memberi lebih banyak manfaat pada diri pemuda itu, dan apabila itu tidak dilakukan di masa masih muda, tentu di masa tua akan menimbulkan banyak kendala, dalam hal ini nabi kita Muhammad saw telah mewanti-wanti kita agar nanti tidak menyesal, seraya bersabda “manfaatkanlah masa mudamu sebelum datang masa tuamu” (HR. Baihaqi).
Ada sebuah ungkapan dari orang bijak yang patut dijadikan pedoman oleh anak muda: “wahai anak muda, belajarlah di waktu pagi, bekerjalah di waktu siang, makanlah di waktu petang, dan tidurlah di waktu malam”.
Menjadi Pemuda Dambaan:
Islam ini membutuhkan pemuda yang tangguh dan percaya diri, dan itu tidak akan bisa dicapai kalau pemuda kita dilalaikan dengan game online dan judi online, atau menghabiskan masa muda untuk perkara-perkara yang tidak berguna lainnya.
Apa yang bisa diharapkan dari pemuda yang bergadang semalaman hanya karena menunggu jadwal liga?
Apa yang bisa dibanggakan pada pemuda yang keluar nongkrong bersama teman-teman sepanjang malam hanya untuk mengejar point-point semu di game online atau mengharap keuntungan semu dari judi online?
Barang kali kita perlu berpikir dan bertanya kembali, adakah keuntungan yang hakiki yang bisa diperoleh dari judi dan game online itu?!
Insting setiap manusia bisa merasakan game dan judi online itu adalah tidak baik! Sekiranya para pemuda islam bunya cita-cita yang tinggi, punya impian yang mulia, tentu mereka akan berlomba-lomba yang menjadi orang hebat dan bermanfaat, seharusnya motto pemuda itu seperti apa yang pernah disebutkan oleh penyair Arab yang bernama Tharfah:
عُنِيْتُ وَلَمْ أَكْسَلْ وَلَمْ أَتَبَلَّدِ
إِذَا قِيْلَ: مَنْ فَتَى؟ خِلْتُ أَنَّنِي
Artinya:
kalau ada yang bertanya: adakah seorang pemuda yang hebat? Maka akulah pemuda itu, dan aku bukanlah pemuda malas dan bukan juga pemuda bodoh!
Kalau pemuda kita bermental seperti ini, tentu itu adalah pemuda hebat, harapat umat, pemuda idaman dan dambaan masyarakat.
Menciptakan Kenangan Untuk Masa Tua:
Salah satu memotifasi diri agar masa muda digunakan untuk menuntut ilmu adalah membayangkan akan hari tua nanti, yaitu pada saat seseorang memasuki umur 60, 70, 80 tahun, apakah pada saat itu kita akan tetap main game? masih tetap main judi online?
Tentu saja normalnya pada saat itu seseorang akan merasakan kebutuhan terhadap perhatian, kasih sayang, kebahagian, atau kedekatan pada agama, ketenteraman rohani, bergabung dalam komunitas jamaah mesjid, rindu pada ke makkah madinah untuk umrah, dll.
Itu semua hanya bisa diakhri dengan tengisan penyesalan yang luar biasa kalau di masa muda kita tidak membekali diri dengan ilmu, mengapa dulu aku tidak membaca, mengapa tidak bertanya, mengapa tidak belajar di masa aku masih muda. Tanyakan pada orang-orang yang sudah tua, apa yang paling disesali oleh mereka pada saat masih muda? Pasti salah satu jawabannya adalah: menyesal karena tidak banyak belajar di masa muda.
Wallahu`alam.