Drs. H. Azhari, M.Si. (Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh) |
Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang bukan hanya dinyatakan dalam ucapan, tetapi juga diimplementasikan dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari kita.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk menegakkan kebenaran dan meneladani sifat-sifat mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita renungkan bersama pentingnya kejujuran dan keadilan dalam kehidupan kita, terutama dalam upaya kita membina dan membimbing umat. Dua nilai ini adalah pilar utama dalam Islam dan merupakan sifat yang sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT.
Kejujuran adalah fondasi bagi segala amal dan ibadah kita. Allah SWT berfirman dalam
QS. At-Taubah ayat 119:
ٰيٓا َُّيه َاَا َّلذ ِيْنآمَنُوااتذقُوآَّاللوَكُوْنُوْاَمَعَْالصّٓدِقِي
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
Kejujuran adalah sifat yang membuat kita dihormati dan disegani. Seorang yang jujur tidak hanya dipercaya oleh sesama manusia, tetapi juga dicintai oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam hal ini. Beliau dikenal sebagai Al-Amin, atau “yang terpercaya.” Dengan kejujuran, beliau mampu memikat hati banyak orang dan menyampaikan risalah Islam dengan mudah. Namun, kejujuran tidak hanya ditunjukkan dalam perkataan tetapi juga harus hadir dalam setiap tindakan kita.
Dalam bekerja, berbisnis, dan mengurus umat, kejujuran adalah bentuk tanggung jawab kita kepada Allah SWT. Seorang pemimpin yang jujur akan membawa keberkahan, sementara mereka yang khianat hanya akan membawa kerusakan dan ketidakpercayaan di kalangan umat.
Ma’asyiral Muslimin yang Dirahmati Allah,
Selain kejujuran, keadilan juga merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam.
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 58:
ذ
اِنَّٓاللُْيَأْمُرُكْاَنتُؤَدهواِا ْلَْمٓنٓتٓااِلاَهْلِهَاوَاِذَاُْح ََكَْتَْبَيِالنذاسْاَنَتََْكُُوْاِِبِلْعَدْل
ذ
اِنَّٓاللنِعِمذاُْيَعِظُكبِهذاِنَّٓاللََكَنَسَِيْعًاۢبَص ِْيًْا
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil…”
Keadilan adalah hak setiap manusia yang harus kita penuhi. Baik dalam keluarga, dalam masyarakat, maupun dalam pemerintahan, keadilan harus ditegakkan. Sebagai pemimpin, kita harus mampu memberikan hak yang seimbang, tanpa memandang status atau kedudukan seseorang. Keadilan tidak boleh memihak, dan tidak boleh ada yang merasa dirugikan atau diperlakukan tidak adil. Dalam membina umat yang bermacam ragam, penting bagi kita untuk selalu bertindak adil. Keadilan adalah kunci dalam menjaga keharmonisan dan kestabilan masyarakat. Ketidakadilan hanya akan menimbulkan perpecahan, kekecewaan, dan rasa sakit di kalangan umat.
Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah,
Menegakkan kejujuran dan keadilan bukanlah perkara yang mudah, namun ini adalah tuntutan iman. Kita harus terus-menerus memohon kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk mengedepankan kedua nilai ini dalam kehidupan kita. Keadilan tidak hanya dalam kata-kata, tetapi harus tercermin dalam tindakan dan sikap sehari-hari kita. Adil bukan hanya soal memberi sama rata, tetapi memberikan hak setiap orang sesuai porsinya. Ada beberapa aspek penting dalam menegakkan keadilan ini:Keadilan dalam keluarga.
Sebagai orang tua atau kepala keluarga, kita memiliki tanggung jawab besar untuk berlaku adil kepada istri, anak-anak, dan seluruh anggota keluarga. Jangan sampai kita membeda-bedakan kasih sayang antara anak yang satu dengan yang lain, atau lebih menyayangi anak laki-laki dibandingkan perempuan. Rasulullah SAW telah memberikan teladan yang baik dalam bersikap adil kepada istri-istrinya dan anak- anaknya. Dengan berlaku adil di dalam keluarga, kita bisa menciptakan suasana rumah yang harmonis dan penuh berkah.
Keadilan dalam pekerjaan dan bermasyarakat Dalam bekerja, kita seringkali dituntut untuk berinteraksi dengan banyak orang. Mari kita berlakukan keadilan di sini dengan memberikan hak-hak pekerja, rekan kerja, atau bawahan kita dengan sebaik-baiknya. Sebagai contoh, dalam berdagang atau berbisnis, jangan sampai kita menipu atau melakukan kecurangan yang merugikan orang lain. Rasulullah SAW pun pernah bersabda:
“Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang jujur, dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat.”
Keadilan dalam menegakkan hukum Allah SWT melarang kita berlaku curang dan tidak adil dalam menegakkan hukum, apalagi jika ada unsur kepentingan pribadi. Rasulullah SAW pun dalam kepemimpinannya selalu tegas dalam menegakkan keadilan tanpa memandang status sosial seseorang. Bahkan, dalam sebuah hadis, Rasulullah menegaskan bahwa jika putrinya sendiri, Fatimah, melakukan kesalahan, beliau akan tetap menegakkan hukuman yang adil.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Sungguh, adil adalah jalan menuju ketenangan dan kedamaian, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi masyarakat. Bila keadilan tegak, masyarakat akan hidup rukun, jauh dari perselisihan. Di sisi lain, ketidakadilan akan membawa banyak perpecahan, bahkan kerusakan yang merugikan kita semua. Keadilan dalam pembinaan umat juga berarti memperhatikan seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi, baik kaya atau miskin, tua atau muda, semua memiliki hak untuk mendapatkan pembinaan yang baik.
Sebagai umat Islam, kita juga perlu mendukung para pemimpin yang berusaha menegakkan keadilan, karena ini adalah bagian dari ajaran Islam. Dalam menegakkan keadilan, seorang pemimpin umat harus mampu menjadi teladan. Ia harus membimbing umat dengan jujur dan tidak memanfaatkan posisinya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Pembinaan yang adil adalah pembinaan yang dilakukan dengan tujuan untuk membawa kebaikan bagi seluruh umat, bukan sekedar untuk mencari pengikut atau popularitas.
Rasulullah Muhammad SAW adalah contoh utama dari sosok pemimpin yang adil dan menjadi teladan bagi seluruh umat. Dalam setiap keputusan yang beliau ambil, tidak ada satu pun yang berat sebelah atau pilih kasih. Beliau adalah sosok yang adil, baik dalam perkara kecil maupun besar.
Dalam suatu kisah, diceritakan bahwa Rasulullah SAW sangat tegas ketika ada seorang wanita dari Bani Makhzum yang mencuri. Banyak orang mengajukan pembelaan agar hukuman ditiadakan, tetapi Rasulullah SAW menjawab tegas:
"Seandainya Fatimah, putriku sendiri, mencuri, pasti akan aku potong tangannya." Ini menunjukkan betapa teguhnya Rasulullah ASW dalam menegakkan keadilan tanpa pandang bulu. Beliau adalah sosok yang memerintahkan kita untuk berlaku adil dan tidak mendiskriminasi siapapun, meskipun itu menyangkut keluarga sendiri.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kejujuran, Keadilan dan keteladanan bukan hanya untuk dibicarakan, tetapi untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Marilah kita berusaha untuk menjadi pribadi yang menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan dan menjadi teladan di lingkungan kita. Saat kita menjadi pemimpin, baik sebagai kepala rumah tangga, pimpinan di tempat kerja, atau dalam lingkup masyarakat, marilah kita selalu berusaha menegakkan keadilan dan menunjukkan keteladanan yang baik. Dengan berlaku adil, kita akan mendapatkan kepercayaan dari orang-orang di sekitar kita. Dengan menjadi teladan, kita memberikan inspirasi bagi mereka untuk juga meneladani sifat-sifat mulia yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Sebagai pemimpin, kejujuran dan keadilan adalah dua sifat yang mutlak harus kita miliki. Kejujuran akan menghindarkan kita dari keburukan dan penyelewengan, sementara keadilan akan mengokohkan hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita. Pemimpin yang jujur dan adil tidak hanya akan berhasil di dunia, tetapi juga akan mendapatkan ridha Allah di akhirat.
Jika kita ingin membina umat yang baik, maka mulailah dengan membina diri kita sendiri, berkomitmen untuk menjadi teladan dalam kejujuran dan keadilan. Setiap perkataan dan tindakan kita menjadi contoh bagi generasi mendatang. Dengan menjadi pribadi yang jujur dan adil, kita tidak hanya menciptakan perubahan positif dalam diri kita, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk meneladani kita.
Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Marilah kita berusaha untuk selalu menegakkan kejujuran dan keadilan, dimulai dari diri kita sendiri dan meluas kepada keluarga, masyarakat, hingga umat secara keseluruhan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberikan kita kekuatan untuk berlaku jujur dan adil dalam setiap langkah kehidupan kita.