Back Groud MRB (atas)


 

Pengumuman

Jadwal Shalat

Perbedaan Alam Dunia dengan Alam Barzakh

Kamis, 14 November 2024, November 14, 2024 WIB Last Updated 2024-11-15T02:12:12Z


Hadirin jamaah Jum’at yang dirahmati Allah.


Topik kita hari ini Perbedaan Alam Dunia dengan Alam barzakh. Kita tahu tak sedikit yang meragui, bahkan menyangkal adanya kehidupan di alam barzakh. Tapi kita yang hidup di akhir zaman ini mendengarkan kesaksian para ilmuwan alam tentang nyatanya dimensi keempat di alam ini. Kesaksian ini memperkaya permahaman kita tehadap ayat-ayat Al-Qur’an yang menginformasikan tentang kehidupan di alam barzakh, antara lain dalam ayat berikut: 


Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (QS. Al-Baqarah [2]: 153-154)


Ayat 154 ini sejalan dengan bunyi ayat 169 Surah Ali Imran berikut ini: 


Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS. Ali Imran [3]: 169)


Kedua ayat ini saling dukung dalam menjelaskan keutamaan syuhada. Menurut Ibn ‘Āsyūr, larangan mengatakan mati di sini bukan berarti disuruh mengatakan syuhada itu hidup, tapi penegasan bahwa mereka benar-benar hidup. Hanya saja kehidupan mereka tidak disadari oleh manusia di muka bumi, sebab mereka bukan hidup dengan jasad dan tidak bermateri (Ibn ‘Āsyūr, 1984, II, 53).


Mari kita renungkan, jasad manusia merupakan materi yang berada di alam tiga dimensi. Perhatikan sebuah garis memiliki satu dimensi, di mana gerak hanya ada ke depan dan belakang. Sementara selembar kertas memiliki dua dimensi, maka selain ke depan dan belakang, ada pula gerak ke samping kiri dan kanan. Adapun pada alam tiga dimensi ada gerak ke atas seperti melompat, tapi tidak ada gerak ke bawah karena jasad selalu bertumpu pada pijakan. Dengan kata lain jasad fisik tidak bisa mengambang, maka ia tidak memiliki empat dimensi.


Hukum alam yang mengikat jasad ini mengakibatkan sebagian orang menolak adanya alam berdimensi empat. Namun belakangan ini saintis menyatakan alam empat dimensi itu nyata. Jika sebuah bola dimasukkan ke dalam sebuah kotak, maka manusia yang hidup di alam tiga dimensi tidak bisa melihatnya. Begitu pula jika seseorang masuk ke dalam sebuah ruang, maka orang lain tidak bisa melihat apa yang terjadi padanya atau apa yang ia lakukan di dalamnya. Tetapi di alam empat dimensi, ruang tidak menjadi hambatan.


Gerak dengan empat dimensi diinformasikan oleh Al-Qur’an berlaku di alam barzakh, maka mereka yang hidup di alam barzakh juga bisa menjelajah alam dunia. Menurut Ibn ‘Āsyūr, semua ruh hidup di alam barzakh, hanya saja tidak bisa mengecap keistimewaan seperti halnya syuhada yang bebas menjelajah syurga, bahkan makan dan minum sesukanya di dalam syurga. 


Hadirin jamaah Jum’at yang dirahmati Allah.


Menurut al-Qurtubi, jika ruh bisa merasakan nikmat di alam barzakh, maka ia juga dapat merasakan azab. Perhatikan bunyi ayat 46 Surah Ghafir beirkut ini:


Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat (dikatakan kepada mereka); “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (QS. Ghafir [40]: 46)


Ayat ini menginformasikan bahwa ruh dapat merasakan nikmat dan azab walau jasad telah hancur ditelan bumi. Hal ini mengindikasikan pandangan Al-Qur’an bahwa substansi yang membuat manusia itu hidup adalah ruh. Sementara jasad fisik hanya sarana bagi eksistensi manusia di alam dunia yang berdimensi tiga. Oleh karena itu, kematian jasad bukan berarti berhentinya kehidupan, bahkan berlanjut ke alam barzakh yang berdimensi empat. Inilah perbedaan ontologi alam dunia dan alam barzakh. Adapun secara epistemologis, alam tiga dimensi terbentuk dari relasi dan interaksi objek fisis-material di mana manusia berperan membuatnya menjadi lebih baik atau lebih buruk. Dari itu secara aksiologis, alam tiga dimensi menjadi lapangan amal manusia, baik atau buruk.


Kaum muslimin yang dirahmati Allah.


Informasi Al-Qur’an tentang alam barzakh memberikan kesadaran, bahwa jasad hanyalah sarana bagi eksistensi kita di dunia ini, sedangkan substansi dari hidup kita adalah ruh. Adapun hakikat keberadaan manusia yang esensial adalah akal yang berperan memberi pertimbangan baik dan buruk. Akal tidak terikat di dalam ruang dan waktu sehingga bisa memetik pelajaran dari masa lalu, bahkan juga bisa memprediksi masa depan.


Akal yang disebut juga intelek bisa melakukan penyimpulan berdasar data-data yang diperoleh oleh indera dan intuisi. Itulah sebabnya para saintis bisa sampai pada kesimpulan bahwa alam empat dimensi adalah nyata adanya. Ini berbeda dengan alam dunia, sebab alam tiga dimensi ini membutuhkan amal manusia untuk menjadikannya lebih baik. Adapun terhadap informasi Al-Qur’an tentang alam barzakh, akal dapat menyimpulkan bahwa kesempatan untuk beramal saleh serta-merta habis dengan masuknya ruh ke alam barzakh. Maka marilah beramal saleh selagi kita berada dalam tiga dimensi alam dunia. 


Wallahu a‘lam bish shawab. 

Komentar

Tampilkan

  • Perbedaan Alam Dunia dengan Alam Barzakh
  • 0


Jadwal Shalat

”jadwal-sholat”