Ust. Ir. Faizal Adriansyah, M.Si |
Hari ketika mulut dikunci, berkata tangan dan bersaksi kaki, peristiwa ini kelak akan dihadapi oleh semua manusia sebagaimana firman Allah “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan” (QS. Yasin ayat 65). Ketika kiamat semua manusia dihadapkan pada pengadilan Allah azza wajalla maka tidak ada lagi pembelaan lisan yang biasa pandai menguntai kata, memukau dan memikat yang mendengar. Namun pada hari itu semua mulut terkunci tidak sanggup berucap sepatah katapun. Allah dengan kuasaNya yang tiada terbatas memerintahkan tangan untuk berbicara dan meminta kaki untuk bersaksi terhadap semua yang pernah manusia kerjakan. Semua rekaman kehidupan kita tidak satupun yang luput dalam catatan Allah azza wajalla, baik amal shaleh maupun amal buruk yang pernah kita lakukan.
“Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)” . QS. Yasin ayat 12).
Demikian juga sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan akan Allah balas “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (QS. Al Zalzalah ayat 7-8).
Diantara sebagian manusia ada yang meragukan kehidupan setelah mati, hal ini diantaranranya tergambar dalam surah Yasin ayat 78 dan 79 “Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan kejadiannya. Dia berkata; "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah; "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk." Sesungguhnya mudah bagi Allah azza wajalla untuk menghidupkan manusia kembali. Tidak ingatkah kita bahwa dulu kita awalnya tidak ada kemudian Allah mengadakan kita, maka betapa mudahnya bagi Allah untuk menghidupkan kita kembali yang sebelumnya sudah ada. Dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda "Bumi akan mengolah seluruh bagian tubuh manusia kecuali tulang ekor. Dari itulah seorang manusia diciptakan, dan dari tulang ekor itu pulalah manusia akan dihidupkan kembali di Hari Kebangkitan." (HR Muslim). Kebenaran hadist telah dibuktikan oleh para ilmuwan salah satunya sebagaimana riset yang pernah dilakukan oleh Hans Spemann penerima Nobel tahun 1935 di bidang fisiologi dengan riset pengaruh Organizer-Effect pada perkembangan embrio. Bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin, bahkan Allah mengingatkan bahwa penciptaan alam semesta jauh lebih dahsyat dari sekedar penciptaan manusia, “Sungguh, penciptaan langit dan bumi itu lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS.Al Ghafir ayat 57)
Setelah manusia dimatikan oleh Allah maka akan dibangkitkan lagi pada hari kiamat, hal ini diungkapkan oleh Allah dalam surah Al Baqarah ayat 28 “Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” Hari kiamat adalah hari yang amat dahsyat, hari kehancuran seluruh alam semesta. Ditandai dengan tiupan sangkakala Malaikat Israfil, pada tiupan pertama terjadi kehancuran diseluruh alam semesta, gempa dahsyat melanda bumi, tsunami terjadi dimana-mana, gunung-gunung api meletus dan pecah berhamburan. Langitpun terbelah, maka benda langit bertabrakan dan berjatuhan menghantam bumi. Manusia dan semua mahluk dalam kekacauaan, wanita sedang hamil keguguran, wanita menyusui melepaskan bayinya. Semua dalam ketakutan dan hanya melihat dirinya sendiri. Inilah sebagian peristiwa kiamat yang digambarkan oleh Al Quran. Pada tiupan sangkakala kedua maka semua mahluk akan mati, tidak ada yang hidup kecuali Allah Yang Maha Hidup. Tibalah tiupan Sangkakala ketiga semua manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan dipadang Masyar untuk menghadapai hari pembalasan. Saat itulah mulut dibungkam, berkata tangan dan bersaksi kaki atas semua perbuatan yang pernah kita kerjakan.
Hari kiamat bagi kita orang beriman adalah bagian dari rukun iman yang harus kita yakini. Dari sisi pandangan ilmu pengetahuan/sains kehancuran alam semesta diyakini oleh para ilmuwan sebuah keniscayaan. Keyakinan ini didasari pada berbagai fakta terkait fenomena di alam semesta. Gempa-gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, angin taifun, badai, pencairan es, wabah pandemic adalah diantara tanda-tanda kehancuran pada alam semesta. Bahkan data peristiwa masa lalu yang meninggalkan jejak sejarah paleontologis (kehidupan masa lalu) telah menggambarkan kepada kita hari ini kemusnahan binatang-binatang besar seperti kelompok dinosaurus akibat bumi dihantam oleh asteroid dan juga meteor raksasa. Jejak bumi dihantam meteor masih bisa dilihat dari adanya kawah raksasa di wilayah Arizona Amerika Serikat. Keberadaan dinosaurus dapat dibuktikan dari fosil-fosil hewan tersebut yang ditemukan para ahli. Peristiwa dahsyat lainnya yang pernah terjadi adalah letusan gunung api Toba yang terjadi sekitar 74 ribu tahun yang lalu. Sisa letusan tersebut hari ini adalah Danau Toba yang dulunya adalah Kawah gunung api Purba yang runtuh menjadi Kaldera, sedangkan pulau Samosir adalah bagian tudung kepundan gunung api tersebut. Luas danau Toba hari ini sekitar 100 x 30 km, menggambarkan betapa dahsyatnya persitiwa tersebut, bahkan para ahli meyakini letusan danau Toba berpengaruh besar terhadap perubahan iklim dunia. Sisa letusan danau Toba banyak ditemukan diberbagai belahan dunia lain. Dengan demikian informasi Al Quran tentang kiamat tidak bisa dipungkiri dari sisi kacamata sains.
Hidup kita didunia sungguhlah singkat, perbandingan dimensi waktu satu hari di akhirat sama dengan 1000 tahun di dunia hidup di dunia sebagaimana informasi Al Quran surah Al Hajj ayat 47 "... Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." Waktu yang kita jalani di dunia ini ada batasnya, semua kita telah Allah tetapkan ajalnya. Ahli hikmah pernah memberi tamsil bahwa hidup ini sesungguhnya seperti bentangan benang. Setiap kita sudah memiliki bentangan benang masing-masing yang panjangnya beragam, ada yang pendek, ada yang panjang. Namun setiap hari bentangan benang itu semakin pendek karena dibakar oleh perjalanan waktu yang kita lalui. Ketika bentangan benang itu habis maka itulah akhir kehidupan kita.
Panjang dan pendek umur seseorang sudah merupakan ketetapan Allah yang tidak bisa diintervensi, namun kita jangan terjebak dengan urusan panjang dan pendek umur karena ini baru satu dimensi kehidupan. Kadang kita lupa ada dimensi lebar dan dalam dalam kehidupan ini. Ketika seseorang mengisi waktunya dengan banyak amal kebaikan maka sesungguhnya dia memperlebar dimensi hidupnya, demikian juga dengan manusia yang selalu menjaga hubungan baik dengan Sang Khalik maka dia memperdalam dimensi hidupnya. Bisa jadi seseorang umurnya tidak panjang namun hidupnya sangat lebar dengan banyak mengisi dengan kebaikan (habluminnas) dan hidupnya sangat dalam karena selalu mendekatkan diri dengan Allah (habluminnallah) maka ketika dihitung panjang x lebar x dalam menghasilkan volume amal yang sangat besar. Volume atau isi amal inilah yang akan Allah periksa diakhirat kelak ketika mulut dikunci, berkata tangan dan bersaksi kaki atas semua perbuatan yang pernah kita kerjakan.