K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR |
KHUTBAH 1
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah, penguasa langit dan bumi.
Allahumma sholli ala muhammad wa 'ala alihi wa ashabihi ajma'in. Salawat dan salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Wahai orang yang beriman, bertaqwalah. Dan janganlah mati kecuali dalam keadaan beriman dan Islam.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman di dalam surat Al-Anbiya ayat 3-5,َ
Latin: Kullu nafsin żā`iqatul-maụt, wa nablụkum bisy-syarri wal-khairi fitnah, wa ilainā turja'ụn
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami (Allah) akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”
Ayat ini menunjukkan bahwa hidup ini benar-benar hanya mampir. Kita sudah dibatasi oleh ajal. Allah merahasiakan tiga hal :
Satu, waktu. Yang kedua, tempat. Yang ketiga, cara. Kita akan meninggal tepat pada waktu yang ditetapkan oleh Allah. Tidak bisa dimundurkan, dimajukan walaupun sesaat.
Kita pun akan meninggal di tempat yang ditentukan Allah. Kita akan datang ke tempat kita dicabut nyawa. Dan kita akan meninggal dengan cara yang diizinkan Allah.
Tugas kita adalah berusaha keras agar kita mendapatkan khusnul khotima. Kapanpun, di manapun, yang penting khusnul khotima. Akhir yang baik.
Yang kedua dari ayat ini menunjukkan bahwa selama hidup ini sepenuhnya adalah ujian. Allah menguji kita dengan keburukan dan kebaikan sebagai sebenar-benarnya cobaan.
Bagi orang beriman, sama saja. Takdir apapun. Kalau disikapi dengan benar, maka akan menjadi kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda
“Sungguh mengagumkan semua urusan orang mukmin, (karena) semua uruusannya baik, dan itu tidak terjadi kecuali pada orang mukmin. Ketika mendapatkan nikmat ia bersyukur, dan itu adalah kebaikan baginya. Dan ketika menerima ujian ia bersabar, dan itu juga kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Jadi, kejadian apapun, jika disikapi dengan sikap yang Allah sukai, akan jadi kebaikan. Termasuk hal-hal yang tidak kita sukai, tidak menyenangkan. Apabila kita sabar, menahan diri dari apapun yang Allah tidak suka, maka akan jadi kebaikan.
Demikian pula jika diuji dengan berbagai kemudahan, kelapangan, kenikmatan. Kalau kita bisa mensyukurinya, jadilah kebaikan. Tapi sebaliknya, jika kita diberi nikmat tidak bersyukur, maka kita gagal. Diberi ujian, tidak sabar. Kita pun gagal, na'udzubillah.
Dan yang terakhir, kepada Allah kita akan kembali. Kita harus yakin bahwa semua yang kita lakukan, dilihat, disaksikan, didengar, dicatat. Dan pasti ada perhitungannya di akhirat kelak. Tidak ada yang luput. Allah akan mengadili kita dengan seadil-adilnya. Sekecil apapun, sehalus apapun yang kita buat, perlakukan, kita akan melihat balasannya. Baik kebaikan maupun keburukan.
Oleh karena itu kita harus selalu berhati hati, harus selalu meluruskan niat dan memastikan apapun yg kita lakukan adalah yg disukai Alloh, yang bisa kita pertanggungjawabkan di akherat kelak. Aamiin
KHUTBAH 2
Alhamdulillahi rabbil 'alamin
Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah
Allahumma sholli ala muhammad wa 'ala alihi wa ashabihi ajma'in
Allahummaghfir lil mukminina wal mukminat, wal muslimina wal muslimat, al-ahya'i minhum wal amwat
Rabbana aatina fiddunya hasanah, wa fil-akhirati hasanah, wa qinaa adzabannaar
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.