Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman |
Surat Al-Ankabut Ayat 14: Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian, mereka dilanda banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim." (QS. Al-Ankabut ayat 14)
Ayat ini mengawali dengan pernyataan bahwa Allah telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya. Nabi Nuh merupakan salah satu rasul pertama yang diutus oleh Allah untuk memberi petunjuk kepada umat manusia. Kaum Nuh dikenal dengan sikap kekafiran, penyembahan berhala, dan kemaksiatan yang meluas. Allah mengutus Nuh untuk menyampaikan wahyu-Nya dan memperingatkan mereka akan azab yang akan datang jika mereka tidak bertaubat dan beriman kepada Allah.
Nabi Nuh tinggal di tengah-tengah kaumnya selama seribu tahun kurang lima puluh tahun, yang menunjukkan bahwa dakwah beliau berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Beliau dengan sabar dan penuh ketekunan mengajak kaumnya untuk meninggalkan kekafiran dan menyembah Allah yang Maha Esa. Namun, meskipun waktu yang panjang, sebagian besar dari mereka tetap menolak dan terus dalam kekafiran. Ayat ini menekankan ketabahan dan kesabaran Nabi Nuh dalam menjalankan tugas kenabiannya.
Selama masa dakwahnya yang panjang, Nabi Nuh tidak hanya mengajak kaumnya dengan lisan, tetapi juga dengan berbagai cara, termasuk dengan memberi nasihat dan peringatan. Namun, mereka tetap mengabaikan seruan Nabi Nuh. Dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa Nabi Nuh hanya sedikit sekali yang menerima dakwahnya, dan sebagian besar kaumnya terus-menerus menentang dan mengejeknya. Ini menjadi gambaran betapa keras kepala dan ingkar hati mereka.
Setelah berabad-abad dakwah, ketika kaumnya tetap dalam kekufuran dan kezaliman, Allah akhirnya mengirimkan azab kepada mereka, yaitu banjir besar yang melanda. Banjir ini adalah akibat dari kekafiran dan kezaliman yang dilakukan oleh mereka, sebagai hukuman dari Allah atas penolakan mereka terhadap wahyu-Nya. Banjir besar ini menghancurkan kaum Nuh, dan hanya orang-orang yang beriman kepada Nuh yang selamat.
Ayat ini mengandung pelajaran penting bagi umat manusia, bahwa penolakan terhadap wahyu dan peringatan Allah dapat membawa azab yang sangat berat. Allah menunjukkan bahwa meskipun seorang rasul berdakwah dengan penuh kesabaran dalam waktu yang lama, jika umatnya tetap mendustakan dan menentang kebenaran, maka akibat yang berat akan menimpa mereka.
Banjir besar yang menimpa kaum Nuh adalah contoh dari azab Allah yang dapat datang kapan saja sebagai bentuk hukuman bagi orang-orang zalim yang tidak mau bertobat. Pada akhirnya Allah SWT memerintahkan umat manusia diajak untuk selalu merenungkan sikap dan perjalanan hidup para rasul, serta pentingnya mendengarkan peringatan dan wahyu Allah agar tidak terjerumus dalam kebinasaan. Wallahu al-Musta’an.