Judul Terbaru

    Back Groud MRB (atas)


     

    Pengumuman

    Jadwal Shalat

    MELURUSKAN KEMBALI TATA CARA SHALAT

    Kamis, 16 Januari 2025, Januari 16, 2025 WIB Last Updated 2025-01-17T03:29:57Z
    Tgk. H. Muhammad
    Pimpinan Dayah Darul Aman Lubuk


    Shalat adalah tiang agama, ibadah utama yang menjadi tanda keimanan seseorang. Rasulullah SAW bersabda:


    "Bagi segala sesuatu ada tandanya, dan tanda dari iman adalah shalat."


    Shalat merupakan penghubung utama antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Tanpa shalat, seseorang kehilangan tanda keimanannya, meskipun secara status masih dianggap seorang Muslim selama ia tetap meyakini kewajiban shalat. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memperhatikan kualitas shalat, baik dari aspek fiqih maupun hakikatnya.


    Allah SWT telah menjadikan shalat sebagai ibadah yang memiliki dampak langsung terhadap kehidupan seseorang. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:


    "اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗ وَااللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ"


    "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Qur’an, dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar keutamaannya.” (QS. Al-Ankabut: 45).


    Namun, Rasulullah SAW memperingatkan bahwa akan datang suatu masa di mana orang-orang melaksanakan shalat hanya sebagai formalitas, tanpa menghadirkan makna shalat itu sendiri. Sebagaimana beliau bersabda:


    "يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يُصَلُّونَ وَلاَ يُصَلُّونَ"

    "Akan datang suatu masa menimpa manusia, banyak yang melakukan shalat, padahal sebenarnya mereka tidak shalat."


    Untuk memastikan shalat kita sempurna, penting bagi kita untuk memperhatikan dua aspek utama. Aspek pertama adalah fiqih, yang meliputi pemahaman terhadap syarat, rukun, dan tata cara pelaksanaan shalat, termasuk wudhu, waktu-waktu shalat, serta tuntunan lain sesuai sunnah Rasulullah SAW. Shalat didefinisikan sebagai:


    "أَقْوَالٌ وَأَفْعَالٌ مَخْصُوْصَةٌ مُفْتَتِحَةٌ بِالتَّكْبِيْرِ مُخْتَتِمَةٌ بِالتَّسْلِيْمِ بِشَرَاءِطَ مَخْصُوصَةٍ"

    "Ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan syarat dan rukun tertentu."


    Aspek kedua adalah hakikat shalat. Hakikat shalat mengajarkan kita untuk menghadirkan kekhusyukan dalam setiap gerakan dan bacaan, menjadikan shalat sebagai sarana komunikasi dengan Allah SWT. Allah berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 103:


    "وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ"

    "Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."


    Shalat yang benar juga mendorong pelakunya untuk menjauhi perbuatan keji dan mungkar. Dengan demikian, shalat tidak hanya memberikan ketenangan jiwa bagi individu, tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat. Rasulullah SAW mengingatkan pentingnya shalat berjamaah sebagai simbol persatuan umat. Dalam sabda beliau yang dinukilkan dalam kitab Ihya Ulumuddin:


    "الصلاة الصلاة، إنكم لاتزالون متماسكين ماصليتم جميعا، الصلاة الصلاة"

    "Shalatlah, shalatlah, sesungguhnya kamu akan senantiasa bersatu selama kalian shalat berjamaah, shalat, shalat."


    Shalat berjamaah bukan sekadar untuk meningkatkan pahala individu, tetapi juga menjaga kekompakan umat Islam. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Imran ayat 103:


    "وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًا..."

    "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara..."


    Namun, kenyataan menunjukkan bahwa banyak yang melaksanakan shalat hanya sebagai rutinitas, tanpa memahami makna dan dampaknya. Fenomena ini menjelaskan mengapa berbagai bentuk kemungkaran masih marak terjadi meskipun banyak yang menunaikan shalat.


    Oleh karena itu, mari kita evaluasi kembali shalat yang kita laksanakan. Apakah shalat kita sudah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW? Apakah shalat kita sudah mendatangkan ketenangan jiwa dan menjauhkan kita dari perbuatan keji dan mungkar?


    Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk melaksanakan shalat dengan benar, sehingga shalat menjadi sarana mendekatkan diri kepada-Nya, memperbaiki akhlak, dan mempererat persatuan umat. Aamiin.

    Komentar

    Tampilkan

    • MELURUSKAN KEMBALI TATA CARA SHALAT
    • 0


    Jadwal Shalat

    ”jadwal-sholat”