
![]() |
H. ABRAR ZYM, S.Ag. M.H. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat. |
Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang mulia,
Secara bahasa kata berkah berasal dari bahasa Arab, yakni barakah (بركة). Kata ini berarti nikmat atau karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.
Menurut Imam al-Ghazali, berkah itu ziyadah al-khair, yakni bertambahnya nilai kebaikan. Dikuatkan pula oleh Imam Nawawi, bahwa berkah adalah kebaikan yang banyak, tumbuh, berkembang, dan abadi. Para Ulama pun menjelaskan bahwa, berkah itu segala sesuatu yang banyak dan melimpah, berkah mencakup secara material dan spiritual, keamanan, ketenangan, kesehatan, harta dan sebagainya.
Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang Rahimakumullah,
Barakah atau berkah, adalah kondisi yang diinginkan oleh semua hamba yang beriman, Setiap orang pasti berharap negerinya menjadi negeri yang penuh keberkahan. Dengan keberkahan itu penduduk suatu negeri akan hidup dengan aman, tenteram, makmur, subur, dipenuhi dengan kebaikan dan kebahagiaan. Dalam bahasa Al-Quran, ketika menjelaskan negeri Saba’ disebut dengan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, Allah Swt berfirman :
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِى مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍۖ كُلُوا۟ مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
“Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu ada dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (Q.S. Saba’: 15)”.
Negeri Saba’ yang pada waktu itu indah dan alamnya subur, dengan penduduk yang selalu bersyukur atas nikmat yang mereka terima. Imam Ibnu Katsir rahimahullah, ketika menafsirkan ayat ini, mengatakan : Saba’ adalah (sebutan) raja-raja negeri Yaman dan penduduknya. Dulu mereka berada dalam kenikmatan dan kebahagiaan (yang meliputi) negerinya, kehidupannya, kelapangan rezekinya, tanaman dan buah-buahannya. Beberapa Rasul yang diutus menyeru agar mereka memakan rezeki yang diberikan Allah dan agar bersyukur kepada-Nya. Dengan mentauhidkan Allah dan beribadah kepada-Nya.
Dalam tafsir At Thabari, Ibnu Zaid menambahkan keterangan kebaikan Negeri Saba’ : “Di daerah mereka, sama sekali tidak pernah terlihat ada nyamuk, lalat, kutu, kala jengking dan ular, hal itu karena cuaca yang baik, alam yang sehat dan penjagaan dari Allah, agar mereka mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya”. Apabila sesorang masuk kedalam dua kebun itu, dan meletakkan keranjang di atas kepalanya, maka pada saat keluar keranjang itu akan penuh dengan beraneka buah-buahan, padahal ia tidak memetik dengan tangannya.
Kedaan mereka (yang baik) itu terus berlangsung, hinggga waktu yang dikehendaki Allah, lalu mereka berpaling dari apa yang diserukan kepada mereka, perilaku mereka berubah dan luntur. Sehingga mereka dihukum dengan datangnya banjir yang besar, lalu mereka terpencar-pencar di banyak Negeri. Ini merupakan pelajaran yang amat berharga bagi umat manusia setelahnya, dan merupakan petunjuk nyata dari Firman Allah Swt :
وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ لَشَدِيۡدٌ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."(Q.S.Ibrahim : 7).
Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang dimuliakan Allah,
Mewujudkan negeri yang penuh berkah tidaklah mudah, harus ada peran penduduknya untuk mewujudkannya menjadi negeri yang aman, makmur, sehingga kasih sayang dan ampunan Allah terus mengalir. Keberkahan suatu negeri didapatkan dengan beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(Q.S. Al-A’raf : 96)”.
Dari kisah negeri Saba’ yang indah dan permai menjadi negeri yang diazab Allah, dapat menjadi pelajaran bahwa agama sangat memiliki arti penting bagi kehidupan manusia, baik untuk kehidupan pribadi, maupun untuk kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Banyak negara-negara hancur dikarenakan melalaikan syariat agama, seperti kaum ‘Ad, Tsamud dan lainnya, bahkan menentang dan menghina Tuhannya.
Masih ingatkah kita sebelum kebakaran hebat yang terjadi di Los Angeles AS, pada tanggal 5 Januari 2025, ketika Hollywood menghina Tuhan dalam acara Golden Globes 2025. “Tuhan tidak boleh dihina” tulis akun X yang dikutip Minggu (12/1/2025). Dalam video yang dilampirkan pengguna X itu, pernyataan menghina Tuhan disampaikan oleh Nikki Glaser dan ditertawakan oleh tamu undangan di acara tersebut. Nikki Glaser membuat lelucon tentang poling ‘Globes Leaders’. Peringkat Pertama adalah ‘cast and crew‘, lalu ‘mom’ dan peringkat terbawah adalah ‘Tuhan’. “Tuhan pencipta alam semesta ‘zero mention’, Tidak heran kalau Tuhan ada diurutan paling bawah,” kata Nikki Glaser yang disambut tawa para tamu undangan.
Apa yang terjadi 2 hari kemudian, tepatnya 7 Januari 2025. Kebakaran hebat dan mematikan terjadi. Tuhan mengirim api dan angin Santa Ana, luas are yang terbakar sekitar 57.637 hektar, jumlah bangunan yang rusak dan hancur sekitar 16.255 bangunan, memakan korban jiwa 30 orang dan yang cedera lebih dari 22 orang, biaya kerugian mencapai 250-275 miliar dolar AS.
Kaum Muslimin siding jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Di akir khutbah ini, khatib mengajak sidang jamaah sekalian, dan seluruh penduduk negeri, jangan pernah menghina Tuhan dan durhaka kepada-Nya. Mari terus kita wujudkan kebaikan dan keberkahan sebuah negeri, dengan memurnikan ibadah dan amalan hanya untuk Allah, dan mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Mari setiap kita terus berperan dan selalu berdoa kepada Allah meminta perbaikan untuk sebuah negeri :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman, dan berilah rezeki berupa buah-buahan, yaitu diantara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. (Qs.2 : 126.).
Sejarah telah membuktikan begitu banyaknya kebaikan dan keberkahan yang didapatkan oleh manusia, ketika penduduknya beriman dan bertaqwa, menyembah Tuhan pemilik Baitullah, Allah akan menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan (QS.Quraisy ayat : 3-4).
Semoga negeri kita selalu dalam lindungan Allah swt, terhindar dari bencana dan malapetaka. Negeri ini adalah negeri kita. Kita bukan orang asing di Negeri ini. Kita bukan penonton yang tidak dibayar. Mari kita didik dan kita doakan keturunan kita, menjadi dzurriyyatan thayyibah (keturunan yang baik dan berkualitas), tinggal disebuah negeri yang diberkahi Allah dan menjadi Negeri “baldatun thayyibatun warabbun ghafur”. []
(Banda Aceh Jumat, 08 Syakban : 1446 H/07 Februari 2025 M)
*)Khatib adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat.