Judul Terbaru

    Back Groud MRB (atas)


     

    Pengumuman

    Jadwal Shalat

    Sabar dan Syukur dalam Kehidupan

    Kamis, 13 Februari 2025, Februari 13, 2025 WIB Last Updated 2025-02-14T01:41:37Z

    Hajarul Akbar, M.Ag
    Direktur Dayah Darul Quran Aceh / Akademisi
    UIN Ar - Raniry Banda Aceh


    Pada momentum ibadah Jumat ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan dan keimanan sekaligus senantiasa meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah subhanahu wata'ala yang telah menganugerahkan banyak nikmat kepada kita. Seriangkali banyaknya nikmat yang diberikan, terkadang kita lupa tidak merawat dan mensyukurinya. Di antara nikmat itu seperti nikmat sehat, waktu luang dan juga yang paling penting adalah nikmat iman dan Islam, yang mana seringkali sebagai seorang muslim kita terkadang lupa akan banyaknya nikmat Alllah tersebut.


    Semua nikmat yang dianugerahkan kepada kita ini pasti tidak bisa kita hitung satu persatu. Hal ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wata'ala:


    وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

    Artinya: "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nahl:18)



    Dalam mewujudkan rasa syukur kita, marilah kita senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" baik saat mendapat nikmat maupun saat kita ditimpa musibah. Karena perlu disadari, nikmat yang dianugerahkan Allah kepada kita lebih banyak dari masalah dan musibah yang kita hadapi dan rasakan. Dengan syukur dalam berbagai kondisi apa pun, mudah-mudahan Allah akan selalu menyayangi kita dan nikmat dari-Nya akan terus mengalir dalam kehidupan kita. Dan sebaliknya apabila tasa syukur tidak hadir dalam kehidupan kita, maka yang terjadi adalah Allah akan mencabut nikmat yang sudah Allah berikan tersebut. Allah pun telah menjanjikan dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 7:


    وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ   

    عَذَابِيْ لَشَدِيد


    Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."


    Setidaknya ada 3 hal yang perlu kita lakukan untuk menjaga kualitas syukur kita kepada nikmat Allah terus terjaga:


     1. Assyukru bi al - Qalbi ( Syukur dengan hati ) seorang hamba tentu perlu memahami menyakini bahwasannya apa yang kita dapatkan dan peroleh saat ini semua nikmat itu datang dari Allah Swt, kita hanya menjalankan ikhtiarnya saja tapi yang mengizinkan semua itu adalah Allah swt.


     2. Assyukru bil Lisan ( Syukur dengan Lidah atau Ucapan ) seorang hamba tentunya ketika mendapatkan nikmat Allah swt harus selalu menyertai dengan kalimat Hamdalah, alhmdulillahi binikmatihibtatimmmusshalihat, bahkan lebih jauh lagi apabila dalam keadaan tidak baik ataupun ditimpa musibah, maka dilisan kita tetap Alhmdulillahi ala kulli hal, ini menandakan bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan ini baik dan buruknya, selalu kita yakini bahwa ini adalah hal yang terbaik yang Allah berikan kepada kita.


     3. Assyukru bi Al Amal ( Syukur dengan perbuatan ) seorang hamba tentunya selama masih diberikan kesehatan kesempatan dan umur dari Allah, hendaknya dia pergunakan nikmat tersebut untuk melakukan amal - amal shalih, bukan sebaliknya melakukan kemaksiatan kepada Allah swt, karena dengan amal shalih yang diwujudkannyalah, Allah akan memberikan dan mendatangkan ketenangan serta kenikmatan dan kebahagian dalam melakukan amal - amal selanjutnya.


    Inilah 3 hal yang perlu terus dijaga dan di rawat untuk bagaimana supaya nikmat syukur ini bisa terus terpatri dan tertanam dalam kehidupan seorang muslim, dan tentu dalam kehidupan di dunia yang fana ini, kita tidak akan pernah lepas dari nikmat dan begitu juga tak akan bisa lepas dari musibah dan cobaan ataupun bala. Disaat mendapatkan nikmat dan disaat menghadapi musibah, Allah Swt melalui agama Islam telah memberikan panduan dengan senantiasa memegang dua prinsip, yakni: asy-syukru indan niam (bersyukur ketika mendapat nikmat) dan ash-shabru indal musibah (bersabar saat mendapatkan musibah). Kedua hal ini pun bisa menjadi ukuran keimanan seseorang yang akan menjadikannya kuat dan sabar dalam menjalani kehidupan yang terus mengalami perubahan ini.


    Dan selanjutnya dalam hidup musibah juga sesuatu yang tidak mngkin luput dalam kehidupan seseorang. Musibah adalah ujian dari Allah sekaligus wujud cinta-Nya pada hamba-Nya. Cinta dan kasih sayang Allah akan diberikan kepada hamba-Nya yang kuat dalam menghadapi musibah. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan imam atturmudzi:


    عنه أنس بن مالك - رضي الله عنه - : (إن عظم الجزاء مع عظم البلاء، وإن الله عز وجل إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رضي فله الرضا، ومن سخط فله السخط) رواه الترمذي وحسنه.


    Artinya: "Besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Oleh karena itu, barangsiapa ridha (menerima cobaan tersebut) maka baginya keridhaan, dan barangsiapa murka maka baginya kemurkaan."


    Hadits ini memberikan motivasi kepada kita untuk senantiasa optimis dan terus sabar dalam menghadapi musibah. Memang terkadang, pesimisme terus menghantui kita dan semakin menambah berat beban dalam menghadapi musibah dan cobaan. Namun sebenarnya bukan besarnya ombak lautan yang kita hadapi, melainkan perahu kitalah yang terlalu kecil untuk mengarunginya. Bukan besarnya masalah yang kita hadapi, melainkan kesabaran kitalah yang terlalu kecil untuk menghadapinya.


    Perlu disadari bahwa sikap sabar ini bukan berarti menyerah terhadap kondisi yang ada. Sabar harus diiringi dengan ikhtiar untuk menghadapi ujian yang ada. Bukan lari dari ujian itu sendiri. Ujian dalam hidup akan menjadikan kita lebih kuat dan berpengalaman dalam menghadapi ujian yang nantinya pasti akan kita temui lagi. Lari dari ujian hidup, bukanlah solusi untuk menyelesaikannya karena jika kita lari dari ujian dan masalah hidup, maka bersiaplah untuk menghadapi masalah yang lebih besar.


    لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ 


    Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.


    Sabar itu seperti payung yang tidak akan bisa menghentikan hujan namun akan melindungi kita dari air yang membasahi sehingga kita masih akan tetap bisa berjalan di tengah derasnya hujan. Kesabaran tidak akan bisa menghilangkan musibah namun kita akan tetap tegar dalam melewatinya.


    Semoga kita semua diberikan Allah kesykuran dan kesabaran sebagaimana sudah diberikan kepada para nabi dan rasul terdahulu serta para ulama yang sudah mendahului kita dalam kehidupan ini, dan kita berharap kepada Allah melalui dua sifat yang agung ini kita berharap bisa mengantarkan kita menjemput husnul khatimah Insya Allah.

    Komentar

    Tampilkan

    • Sabar dan Syukur dalam Kehidupan
    • 0

    Jadwal Shalat

    ”jadwal-sholat”