
![]() |
Ustaz H. Sulaiman M. Hasan Lc. MA |
Tanggal: 4 April 2025
Hadirin sidang jamaah Jum’at yang dimulikan Allah Swt
Dalam surah az Zukhruf ayat 67 Allah swt berfirman;
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِين
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS az-Zukhruf ayat 67).
Orang yang saling berteman dan saling bersahabat di dunia hanya atas dasar urusan dunia dan permainannya saja, kelak pada hari kiamat akan saling membenci satu sama lain. Kecuali orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang senantiasa tha’at dan menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya. Mereka saling mencintai karena Allah semata, merekalah orang-orang yang setia satu sama lain dan sahabat sejati.
Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili pakar fiqih dan Tafsir negeri Suriah dalam Tafsir Al-Wajiz beliau menyebutkan;
Asbabun Nuzul ayat 67 ini diturunkan untuk Umayyah bin Khalf Aljumahi dan Uqbah bin Abi Mu’ith dua orang yang saling berteman karib. Mereka bersepakat dan satu misi untuk menyakiti/ melukai Nabi SAW, namun mereka berdua terbunuh dalam perang Badar.
Menurut Sayyid Qutub dalam Tafsir Fi Dhilalil Quran. Beliau menafsirkan bahwa mereka di dunia bersekutu dalam kejahatan, antara satu dengan yang lain saling mendukung dalam kesesatan. Pada hari kiamat mereka saling memusuhi dan saling menyalahkan walaupun dulunya mereka sahabat kental sekali.
Hadirin sidang jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Jadi seharusnya persahabatan yang bagus dan ideal itu yang bagaimana?
Dijawab oleh Imam Al-Ghazali bahwa persahabatan yang abadi adalah persahabatan yang didasari oleh mahabbah fillah, yaitu cinta pada seseorang bukan karena orangnya, melainkan karena sisi-sisi ukhrawi darinya. Seperti mencintai guru karena dialah perantara memperoleh ilmu dan memperbaiki amal.
Baik buruknya seseorang juga sangat bergantung dengan siapa dia berkawan, oleh karenanya jangan salah pilih kawan, apalagi Ketika seseorang berkawan dengan orang yang tidak baik agamanya, dipastikan dia akan terpengaruh dengan kawannya tersebut,
Rasulullah Saw bersabda:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يُخَالِل
"Seseorang dinilai dari agama sahabatnya, hendaklah kamu menilai dengan siapa ia bergaul." (HR Ahmad dan Abu Daud).
Kita tak perlu repot-repot menuggu hari kemudian itu datang untuk membuktikan kebenaran ayat di atas, di panggung politik, misalnya, kita menyaksikan dengan gamblang pasangan calon pemimpin dan wakilnya yang berikrar setinggi langit di depan publik; "bersama kita bisa" dan “kita akan selalu Bersama”
Belum tiga tahun berjalan setelah mereka dipilih rakyat, hubungan kedua tokoh itu tak lagi akur. Bahkan, akhirnya mereka tak lagi saling menyapa. Begitu pula orang-orang yang sekarang hangat diberitakan media massa saling tuding, seru berseteru, adalah mereka yang beberapa waktu lalu bersekutu.
Hadirin yang berbahagia,
Bersahabat dengan orang-orang saleh merupakan nikmat yang sangat besar
Umar bin Khattab berkata :”Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh, apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh, maka penganglah erat-erat.”
Banyaknya kenangan dalam ketaatan merupakan Langkah Bersama yang akan menjadi Hujjah (alasan) saling bertanya keberadaan kita di surga, tanyakanlah jika engkau tidak menjumpaiku di syurga.
Ibnu al Jauzi berkata kepada sahabat-sahabatnya:” jika kalian tidak menemukan aku di syurga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ‘Wahai Rabb kami, hamba-Mu, fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”
Hasan al Bashri berkata: ”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman, karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat”.
Disebutkan juga dalam hadis, Nabi SAW bersabda, “Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: ‘Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat dan juga haji’.”
Dijawab: “Keluarkan (dari Neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka. Para mukminin ini pun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah: “Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan dari Neraka sudah tidak tersisa.” Allah berfirman: “Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar. Maka, dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka…” (HR Bukhari).
Pertanyaannya, apakah kita sudah memiliki teman yang seperti itu? Teman yang bisa menolong dalam kebaikan, teman yang mau bemunajat memohonkan kepada Allah di akhirat.
Kalau belum, carilah mumpung masih hidup. Maka, pastikan di tempat kerja, kita punya teman yang bisa membawa ke surga. Di rumah, pastikan bahwa pasangan kita bisa membawa kita ke surga, pastikan di tempat kehidupan kita, siapa pun tetangga, kerabat kita, pastikan adalah sahabat yang bisa membantu untuk mencari kita dan bisa masuk ke dalam surga.
Baarakallahu li wa lakum fil quranil ‘adhim wa nafa’ani wa iyyakum bima fihi minal aayaati wa zikril hakim, wa taqabbala minni wa minkum tilaawatahu innahu huwas sami’ul ‘alim